Asal Usul Lomba Panjat Pinang


KEMERIAHAN menyambut Hari Kemerdekaan sudah pasti dirasakan setiap lapisan masyarakat. Beberapa gedung dan komplek rumah sudah dihiasi dengan bendera Merah Putih dan pernak-pernik lainnya yeng berhubungan dengan merah dan putih. Tak ketinggalan, perlombaan tradisional biasanya tidak pernah ketinggalan. Sebut saja panjat pinang. Perlombaan yang sebetulnya dibawa oleh budaya Belanda zaman dulu tersebut masih terus eksis sampai sekarang.
 Sedikit informasi, panjat pinang sendiri awalnya dimainkan anak-anak laki-laki Belanda. Mereka menyebutnya panjat tiang. Karena di Indonesia terdapat pohon pinang, makanya kultur budaya tiang tersebut berubah menjadi pinang. ’’Dulu, permainan panjat tiang biasanya dimainkan saat libur musim panas di Belanda. Karena masyarakat Belanda dulu kangen untuk melakukan hal tersebut, makanya bangsa Belanda memainkannya juga di Indonesia dan itu diikuti oleh masyarakat Indonesia,’’ terang Koordinator Program Studi Sejarah Universitas Indonesia Linda Sunarti )
Linda melanjutkan, panjat pinang sendiri bagi bangsa Belanda dinamai De Klimmast. Permainan tersebut hanya bisa dimainkan anak laki-laki. Cara bermainnya juga sama dengan panjat tiang yang dimiliki Belanda. ’’Sama-sama mengambil hadiah di atas tiangnya. Cara mengambilnya juga sama dengan yang terjadi sekarang ini, orang-orang dalam kelompok berlomba untuk mengambil hadiah yang digantungkan di atas tiang yang biasanya dilumuri pelicin,’’ tambahnya.
Nah, setelah mengetahui sedikit mengenai permainan tersebut, apakah Anda sudah siap bermain panjat pinang pas Hari Kemerdekaan? Jika berencana untuk bermain perlombaan tersebut, Anda harus mempertimbangkan risiko kesehatan yang bakal Anda rasakan jika tidak dilakukan dengan hati-hati.

Dijelaskan Dokter Umum dr. Mei Vrayanti, risiko paling sering dialami bagi mereka yang ikut permainan panjat pinang adalah patah tulang. Bukan saja orang yang berada di paling bawah fondasi, tetapi juga pada setiap orang yang menopang beban manusia lain di punggungnya. ’’Tak terkecuali si dia yang berada paling puncak. Risiko robohnya fondasi bisa terjadi kapan saja,’’ ujar dr. Mei, saat diwawancarai via telepon, Selasa (15/8/2017).

Selain itu, cedera otot juga bisa terjadi. Misalnya saat pundak diberi beban yang tidak bisa ditoleransi tubuh atau saat kaki tim Anda tergelincir di punggung. Gesekkan kaki yang salah bisa membuat otot di sekitar punggung akan terganggu. ’’Masalah seperti gangguan saraf juga bisa terjadi karena beban yang ditempa di punggung terlalu berat dan mengakibatkan saraf kecil di tubuh terjepit atau cedera. Makanya, jika tetap ingin berman panjat pinang, pastikan tubuh sedang fit dan tidak memiliki riwayat buruk terkait tulang dan otot,’’ pungkasnya.

Komentar

Postingan Populer